Klinik Taris Medika. Diberdayakan oleh Blogger.

Dental Whitening bagian 1

Tren perawatan gigi di era modern semakin bergeser kearah estetik. Salah satu upaya esetetik yang sangat diminati adalah dental whitening atau pemutihan gigi. Dental whitening memiliki beberapa keuntungan, salah satunya adalah perawatan yang tidak invasif. Proses yang terjadi bersifat mikropis sehingga tidak mengurangi jaringan keras gigi. Artikel ini akan terfokus pada whitening untuk mengatasi diskolorasi atau perubahan warna gigi yang disebabkan oleh penyebab eksternal, seperti konsumsi minuman berwarna (teh, kopi) dan kebiasaan merokok.

Menurut sebuah penelitian, zat berwarna yan terkandung di dalam minuman teh dan kopi terjadinya perubahan warna pada gigi. Asap rokok bagi yang biasa merokok memiliki pigmen berwarna kuning yang dapat juga menyebabkan pewarnaan pada gigi. Sifat lengket dari bahan kimia yang terkandung di dalam rokok juga dapat semakin meningkat lama paparan substansi berwarna pada permukaan gigi. Permukaan tertular gigi yang email sebenarnya memiliki semacam celah yang disebut dengan celah interprismatis yang terbentuk dari susunan alami dari prisma email.
Gigi yang putih cemerlang adalah cerminan diri mereka yang modern. Oleh sebab itu mendapatkan gigi yang putih dan cermerlang adalah sebuah keharusan. Biasanya yang timbul adalah masalah keamanan bahan pemutih gigi. Untuk dokter gigi sendiri telah mengetahui bagaimana sebenarnya “aksi” dari bahan kimia pemutih gigi tersebut. Bahan pemutih gigi terutama yang diaplikasikan dokter gigi di klinik gigi menggunakan bahan hydrogen peroksida atau turunannya, yaitu karbamid peroksida. Perbedaan yang mendasar dari kedua bahan ini adalh kosentrasinya, dimana karbamid peroksida hanay mengandung sepertiga kosentrasinya hydrogen peroksida.
Didalam rongga mulut terdapat enzim seperti katalase dan peroksidase yang akan mendekomposisi hydrogen peroksida dengan cepat menjadi komponen yang tidak berbahaya.dengan demikian maka penggunaan vahan pemutih gigi dapt dikategorikan aman apabila diginakan dengan benar dan dilakukan oleh dokter gigi yang berkompeten di bidangnya.

Kekhawatiran mengenai efek bahan pemutih gigi pada kekerasan mikro email juga belum dapat dibutikan. pH kritis yang dapat menimbulkan efek demineralisasi email adalah 5,5 sedangkan bahan hydrogen peroksida memiliki pH 6,5-7 sehingga relatif aman dan tidak menimbulkan efek demineralisasi email. Demikian juga terhadap efek pulpa secara histologist menimbulkan efek inflamasi ringan namun bersifat reversibel.
Produk dengan kosentrasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan supervisi ketat dari dokter gigi yang telah mendapatkan pelatihan menyeluruh mengenai prosedur pemutihan gigi. Produk dengan kosentrasi hydrogen peroksida yang tinggi (35% - 40%) hanya dapat dilakukan di dalam klinik gigi atau lebih dikenal dengan in office dental whitening. Produk dengan kosentrasi rendah misalnya karbamid peroksida 10% dapat digunakan di rumah (at home bleaching) walaupun tetap dalam supervise dari dokter gigi serta membutuhkan proses yang c ukup memakan waktu ( 6 bulan – 9 bulan).

Proses pemutihan gigi yang melibatkan bahan hydrogen peroksida pada intinya adalaah proses degradasi molekul yang tinggi. Molekul yang tinggi tersebut memantulkan warna dengan panjang gelombang tertentu yang akan tampak sebagai pewarna pada gigi. Hasilnya adalh molekul yang relatif lebih rendah sehingga memantulkan warna yan lebih terang. Perubahan warna baik pada email dan dentin tersebut sebagai hasil dari lewatnya peroksida melalui struktur email dan gigi, yaitu melewati celah interprimatis kemuadioan terjadi reaksi antara radikal bebas dengan molekul-molekul organic. Reaksi tersebut akan memecah molekul organic menjadi lebih kecil dan hasilnya akan membuat warna gigi menjadi lebih terang.

sumber : majalah dental & dental ( drg. Dimas Cahya Saputra, Sp.KG)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar